Cilacap (1/12) Jalani pembimbingan melalui program Asimilasi di Rumah selama 4 bulan, FC (25) pelaku kasus pencurian mengalami perubahan signifikan di setiap bulannya. Baik dari segi kepribadian maupun keadaan ekonomi. Hal ini tidak lepas dari proses pembimbingan yang diberikan oleh petugas Balai Pemasyarakatan Nusakambangan yang berkomitmen memberikan panduan berperilaku sehingga mantan narapidana dapat berkontribusi positif di masyarakat.
Datang dengan rasa percaya diri, FC yang sebelumnya menghubungi pembimbing kemasyarakatan bermaksud untuk melakukan pengakhiran bimbingan. Setibanya di ruang pelayanan Baladewa, FC dengan semangat menceritakan pencapainnya berjualan online. Dimana dirinya bergerak di beberapa marketplace yang menjual produk yang sama, yaitu sejenis obat herbal. FC mengaku dalam satu bulan dapat menjual 300-400 buah yang jika di konversi dapat memberikan keuntungan sekitar Rp4.500.000, - Rp6.000.000.
Baca juga:
Sangkola dan Azmi Farahdiba Lestaluhu
|
“ Alhamdulillah banget sekarang pak.. paling tidak nenek dan ibu saya gak perlu berjualan telur keliling desa. kasian sudah tua”, ujar FC. Semenjak keluar dari Lapas, FC mengaku bingung untuk bekerja karena label mantan napi seringkali membuat orang awam berpikir dua kali untuk merekrutnya. Melalui youtube dan google, dirinya kemudian mencari peluang untuk menghasilkan uang. FC akhirnya melabuhkan niatnya untuk mulai mencoba membuka akun di salah satu marketplace setelah sebelumnya mendaftar di salah satu perusahaan herbal yang membutuhkan tenaga marketing online. Tanpa berlama-lama, FC mulai berselancar menjajakan dagangannya secara virtual.
Setelah form pengakhiran bimbingan selesai di buat, PK menyerahkan berkas tersebut kepada FC sembari memberikan nasihat singkat agar FC meneruskan pekerjaan tersebut dengan bersungguh-sungguh dan tentunya tidak melakukan pelanggaran hukum lagi. Sebelum di tutup, PK meminta saran/kritik kepada FC mengenai program bimbingan yang diberikan oleh Bapas Nusakambangan guna meningkatkan kualitas pelayanan kedepan.